Sam Eddyanto, S4501003. 2008.
ABSTRAK
Prevalensi sesaat (point prevalence) gangguan depresi para tahanan di Rumah Tahanan Negara Kelas I Surakarta pada tahun 2003 mencapai 69,9% dengan menggunakan Beck Depression Inventory. Terapi musik berkembang pesat di Amerika Serikat dan terjadi kontroversi hubungan musik dan kecerdasan spasial pada tahun 1994. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi musik (Mozart dan karawitan) untuk menurunkan intensitas depresi.
Penelitian eksperimental dengan rancangan the pretest-postest control group design, dilakukan di Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas I Surakarta dengan tehnik pengambilan sampel simple random sampling. Subyek penelitian sebanyak 90 orang, randomisasi masing-masing: 30 tahanan pada kelompok perlakuan I (mendengarkan musik klasik Mozart) dan kelompok perlakuan II (mendengarkan musik karawitan), masing-masing selama 1 jam/hari, 14 hari berturut-turut dan 30 tahanan sebagai kelompok kontrol. Intensitas depresi diukur dengan menggunakan Beck Depression Inventory (BDI).
Hasil analisis statistik didapatkan perbedaan yang bermakna penurunan intensitas depresi (BDI) 20% dari nilai awal untuk kelompok perlakuan mendengarkan musik Mozart dibandingkan kelompok pembanding (kontrol) (X2=6,212; p=0,013) dan penurunan intensitas depresi (BDI) 14% dari nilai awal untuk kelompok karawitan dibandingkan dengan kelompok pembanding (X2=4,474; p=0,034).
Kesimpulan musik Mozart dan musik karawitan Ki Nartosabdho terbukti mempunyai pengaruh menurunkan intensitas depresi (BDI).
Kata kunci: gangguan depresi - tahanan - terapi musik (Mozart/Karawitan)
Prevalensi sesaat (point prevalence) gangguan depresi para tahanan di Rumah Tahanan Negara Kelas I Surakarta pada tahun 2003 mencapai 69,9% dengan menggunakan Beck Depression Inventory. Terapi musik berkembang pesat di Amerika Serikat dan terjadi kontroversi hubungan musik dan kecerdasan spasial pada tahun 1994. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi musik (Mozart dan karawitan) untuk menurunkan intensitas depresi.
Penelitian eksperimental dengan rancangan the pretest-postest control group design, dilakukan di Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas I Surakarta dengan tehnik pengambilan sampel simple random sampling. Subyek penelitian sebanyak 90 orang, randomisasi masing-masing: 30 tahanan pada kelompok perlakuan I (mendengarkan musik klasik Mozart) dan kelompok perlakuan II (mendengarkan musik karawitan), masing-masing selama 1 jam/hari, 14 hari berturut-turut dan 30 tahanan sebagai kelompok kontrol. Intensitas depresi diukur dengan menggunakan Beck Depression Inventory (BDI).
Hasil analisis statistik didapatkan perbedaan yang bermakna penurunan intensitas depresi (BDI) 20% dari nilai awal untuk kelompok perlakuan mendengarkan musik Mozart dibandingkan kelompok pembanding (kontrol) (X2=6,212; p=0,013) dan penurunan intensitas depresi (BDI) 14% dari nilai awal untuk kelompok karawitan dibandingkan dengan kelompok pembanding (X2=4,474; p=0,034).
Kesimpulan musik Mozart dan musik karawitan Ki Nartosabdho terbukti mempunyai pengaruh menurunkan intensitas depresi (BDI).
Kata kunci: gangguan depresi - tahanan - terapi musik (Mozart/Karawitan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar